Selama bertahun-tahun, Will Somerindyke menjual senjata perang ke seluruh dunia: peluru artileri ke Ukraina, grenades ke pemberontak yang didukung AS di Suriah. Dengan hubungan dengan puluhan pembeli militer papan atas, ia dengan cepat mengubah perusahaannya Regulus Global menjadi salah satu pedagang senjata internasional utama Amerika. Sekarang, ketika investor Silicon Valley berbondong-bondong untuk mendukung perusahaan rintisan pertahanan bernilai miliaran dolar dengan semangat yang meningkat, Somerindyke ingin membuat lompatan dari perantara amunisi menjadi produsen. Ia diam-diam mengerjakan Union, perusahaan rintisan baru yang didukung modal ventura yang ia klaim akan memodernisasi pabrik amunisi dengan robotika otonom dan permesinan presisi. "Saya telah melalui banyak hal dalam 18 tahun di bidang ini," kata Somerindyke kepada Forbes. "Jika Union melakukan tugasnya dengan benar, kami akan membangun fasilitas seluas jutaan kaki persegi dengan kemampuan untuk membuat berbagai macam produk pertahanan." Union, yang dipimpin Somerindyke sebagai CEO, tampaknya telah membuat awal yang solid. Pada bulan April, perusahaan tersebut memperoleh pendanaan awal sebesar $50 juta yang dipimpin oleh Bravo Victor Venture Capital, atau BVVC. Investor lainnya termasuk Silent Ventures, IronGate, dan RKKVC, kantor keluarga tunggal yang berbasis di Polandia. Perusahaan tersebut berencana untuk membuka pabrik peluru artileri pertamanya di Texas bulan depan. Dan baru-baru ini perusahaan tersebut memperoleh kontrak untuk menjual peluru tersebut, yang, jika terpenuhi, dapat menghasilkan hingga $225 juta, menurut Somerindyke. Namun, alih-alih mendekati masalah tersebut dengan manufaktur lama, Somerindyke dan Musselman, yang bertemu lebih dari satu dekade lalu melalui sebuah program untuk para veteran, melihat peluang untuk memodernisasi manufaktur senjata, menggunakan bakat perangkat lunak Silicon Valley untuk menerapkan sistem otonom. Sejak didirikan pada bulan Oktober, Union telah merekrut sekelompok insinyur dari Tesla, SpaceX, dan Anduril....

Elon Musk memecat kepala operasi Tesla di Amerika Utara dan Eropa, di tengah menurunnya penjualan di kedua wilayah tersebut dan menurunnya popularitas merek kendaraan listrik tersebut, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Omead Afshar, yang memulai kariernya di Tesla sebagai insinyur pada tahun 2017, telah menjadi salah satu letnan utama Musk dan diangkat menjadi wakil presiden untuk mengawasi bisnis di dua wilayah utama tersebut Oktober lalu. Ia tidak menanggapi permintaan komentar, begitu pula Musk atau Tesla. Pemecatan Afshar terjadi beberapa hari sebelum akhir kuartal kedua dan menyusul berita bahwa penjualan EV Tesla turun selama lima bulan berturut-turut di Eropa. Penjualan AS juga turun tahun ini dan China, pasar utama perusahaan yang berbasis di Austin tersebut, mengalami penurunan 15% pada bulan Mei. Analis ekuitas mengantisipasi penurunan pengiriman EV Tesla setidaknya 10% di seluruh dunia pada kuartal yang berakhir pada tanggal 30 Juni, menjadi sekitar 392.800 unit dibandingkan dengan 443.956 tahun lalu. Keterkaitan erat Musk dengan Presiden Donald Trump dan dukungan finansial yang besar telah berdampak negatif pada merek Tesla, khususnya selama masa jabatannya menjalankan inisiatif DOGE yang memangkas pekerjaan federal. Perusahaan sangat perlu meningkatkan jajaran produknya, menyusul kegagalan Cybertruck yang banyak dicemooh untuk mencapai target volume yang ditetapkan Musk, dan mencari cara untuk bersaing dengan para pesaingnya dari Tiongkok yang sedang naik daun. Namun, alih-alih menambah model listrik baru untuk meningkatkan penjualan, orang terkaya di dunia itu telah berusaha meyakinkan para investor bahwa masa depan perusahaan terletak pada layanan robotaxi baru, robot humanoid, dan AI. Ini adalah perubahan yang sulit karena mobil listrik, baterai, dan layanan pengisian daya mencakup hampir semua...